Skip to main content

Featured

Reza: War + Peace

  Sebuah buku foto yang menggabungkan seni visual dan narasi menggugah, War + Peace  karya Reza membawa kita ke jantung tempat-tempat yang porak-poranda oleh konflik, tetapi juga menggambarkan momen-momen keindahan dan harapan yang tetap bertahan di tengah kekacauan.

"Children": Potret 90 Anak Pengungsi




Children (c) Sebastiao Salgado




Tatapan mata anak-anak dalam sembilan puluh potret di dalam buku karya Sebastiao Salgado ini mengajak kita untuk bertanya kehidupan seperti apa yang ada di balik setiap wajah mereka. Mereka adalah anak-anak migran dan pengungsi dari berbagai belahan dunia. Dari jalanan di Angola dan Burundi, sudut-sudut kota kumuh di Brazil, hingga kamp-kamp yang terserak di Afghanistan, Sudan, Lebanon, dan Irak. 

Mereka menjadi pengungsi untuk alasan yang berbeda-beda, namun semua sama-sama berada dalam keadaan tidak menetap, senantiasa berpindah, terusir dari rumah-rumah mereka. Dan, semuanya berusia di bawah 15 tahun.

Sejujurnya, setiap potret dalam buku ini dapat membuat kita tertegun. Tapi saya terhenti lama di halaman 46. Tatapan anak itu seperti mengalirkan energi, lembut sekaligus kuat, menghangatkan. Lengan kanannya putus. Baju kusamnya terpasang miring di bahu, terlalu longgar untuk ukuran tubuhnya. Tanpa kata-kata, seluruh kisah hidupnya tersirat lewat sorot mata. 

Keadaannya menyedihkan, tapi wajahnya menunjukkan sikap penerimaan yang luar biasa. Dari keterangan foto kita tahu dia berada di sebuah sekolah untuk anak-anak pengungsi di Sudan. Foto diambil tahun 1995.

Children (c) Sebastiao Salgado


T
Children (c) Sebastiao Salgado




Sebastião Salgado, fotografer Brasil, memulai karirnya di Paris pada 1973. Telah melakukan perjalanan di lebih dari 120 negara untuk proyek fotografinya, foto-fotonya telah ditampilkan dalam banyak pameran dan buku. Yang memikat Salgado tentang anak-anak kecil ini bukan hanya kepolosan tersirat dalam penderitaan mereka, tetapi juga energi dan antusiasme mereka yang terus menyala, bahkan dalam keadaan yang paling menyedihkan.


Di mana pun mereka berada, anak-anak tetap anak-anak: mereka cepat tertawa, cepat juga menangis, berlarian dan bermain sepak bola, mencebur ke dalam air kotor dan biasanya senang sekali difoto.

Setiap kali Salgado datang ke suatu tempat pengungsian, anak-anak adalah kelompok yang menyambutnya paling antusias. Digerakkan oleh rasa ingin tahu yang polos, mereka mengerubungi orang asing yang membawa perangkat kamera di tangannya. Bertanya ini itu. Untuk meredakan keriuhan mereka, agar dia bisa mulai bekerja tanpa terusik, Salgado akhirnya meminta mereka berbaris untuk bergantian dipotret satu per satu.

Hasilnya tak terduga, sebuah portofolio potret yang indah, dengan kekuatan cerita yang membuatnya layak dikoleksi. Untuk sejenak waktu yang terbekukan di dalam potret tersebut, tergambarkan koneksi kuat antara subjek yang dipotret dengan sosok yang ada di balik kamera.

Children (c) Sebastiao Salgado


    
Children (c) Sebastiao Salgado




Ragam emosi memancar dari mata mereka. Setiap potret membawa impresi berbeda: menularkan senyum, malu, kepolosan, kecewa, tak percaya, harapan, kesedihan, ketakutan, kegetiran, kerinduan, tekad. Dan pada anak usia jelang remaja, beratnya pengalaman hidup sejak kecil telah membentuk mental yang lebih gigih. Mata mereka berkata, aku berani, aku siap, aku bisa menerjang tantangan apa pun yang menghadang.

Ini adalah sebuah buku yang takkan pernah selesai dibaca. Kisah anak-anak itu akan terus mengalir setiap kali kita kembali melihat foto-foto mereka.

Children (c) Sebastiao Salgado


  
Children (c) Sebastiao Salgado






Exodus by Sebastião Salgado
Taschen (2016),432 pages